Wednesday, March 27, 2013

KARAKTERISTIK GURU



Karakteristik Guru
Sudah jelas bahwa karakteristik pribadi seorang guru itu berbeda dari pelajar, dari sekolahan dan kepada komunitasnya. Sudah umum di hari-hari yang lalu bagi administrator dan pihak sekolah nebetapkan secara detail bagaimana seorang guru akan bertindak. Guru laki-laki akan memakai seragam ; guru perempuan dilarang memakai kosmetik; dan kedua-duanya dihimbau mengajar pada sekolah hari minggu.  Dan kedua-dunya tidak boleh menyentuh alkohol maupun merokok.

Sejumlah pembatasan tentang persoalan pribadi sekarang ini sudah mulai dihilangkan. Kita sekarang telah menemukan pernyataan-pernyataan umum pada kebijakan-kebijakan umum di sekolah-sekolah tentang kebersihan dan pakaian yang tepat dan sopan santun. Halini bukanlah bahwa masalah pribadi maupun karakteristik profesional tidak penting, semua itu harus juga dievaluasi, kata John C. Reynold.

Empat faktor biasanya membedakan guru yang efektif dari guru yang tidak efektif – kelompok personalitas superior, pengawasan yang baik atau alasan yang baik, kapasitas untuk menghubungkan yang lain, dan pengetahuan dasar dan metode pembelajaran.

Tiga faktor yang pertama secara luas adalah kepribadian secara alami. Kemampuan bisa dan seharusnya disusun – jika ini tidak menjadi bagian dari sistem evaluasi – terhadap personal dan karakteristik profesional yang mana mereka mempertimbangkan esensi terhadap kehangatan guru, antusiasme guru, ketrampilan komuniksasi dan lain-lain.

Produk
Praktik dewasa ini dalam evaluasi guru mempertimbangkan untuk mencari performa guru dalam istilah produk sekolah, yaitu performa siswa. Tujuan manajemen akuntabilitas yaitu untuk menemukan guru yang telah berhasil dalam mempromosikan pencapaian siswa. Penilaian pencapaian siswa secara lokal, propinsi maupun nasiaonal telah berkembang untuk menentukan apakah siswa telah menguasai isi dengan apa yang mereka hadapi. Tes data menyingkap satu dimensi terhadap evaluasi produk. Tes data itu tidak menyingkap tingkah laku yang bisa dilihat, khusunya pada domain afektif. Penilaian produk pengajaran harus dibangun dalam sistem evalusasi guru. Sepertyi yang dikatakan Shaw dalampertanyaan di atas, ”apa yang harus dievaluasi?” sekurang-kurangnya sebagian evaluasi harus menengahi apakah guru telah mengubah tingkah laku siswa ( prilaku siswa); apakah gur telah mengejar sesuatu?”

Proses
Sistem evaluasi biasanya menekankan pendekatan proses ini. Mayoritas item instrumen evaluasi menjadi penengah proses atau metode yang digunakan oleh guru.  Penilaian  proses lebih mudah untuk dievaluasi dan observasi dibandingkan dengan karakteristik produk pengejaran. 

Baik personal, karakteristik profesional, produk maupun proses, semuanya merupakan elemen yang bisa dievaluasi.Walaupun demikian, apakah suatu elemen itu bisa dievaluasi harus ada persetujuan antara evaluator dengan yang dievaluasi. Secara bersama-sama perwakilan dari administrator dengan para guru menciptakan sistem yang menemukan konsensus bersama, yang tidak bertentangan dengan hukum negara bagian atau federal dan hukum sebelumnya, dan tentu saja harus mendapat kuasa dari sekolah lokalnya.

No comments:

Post a Comment